CERPEN Ibu, Ajarkan Aku Kuat Sepertimu
Karya : Miftahul Putri deya
Cassie sedang duduk di pematang sawah, di bawah sebuah pepohonan yang rindang sembari melihat ke arah Ibunya yang sedang menggarap sawah milik tuan tanah kampungnya. Cassie menatap penuh iba pada perempuan itu. Tubuhnya tampak sangat letih, pakaian yang dipakainya terlihat lusuh, tetapi semangatnya dalam bekerja tak pernah surut.
“Cassie… Tolong Ibu, ambilkan minum Ibu di ransel Nak!Ibu sangat haus” Perintah Ibu pada Cassie. Hingga memecahkan lamunan gadis itu.
“Baik Bu” Jawab Cassie, sambil bergegas mengambilkan minum didalam ransel yang mereka bawa ke sawah.
“Apakah sebaiknya Ibu istirahat saja dulu, Bu?” Tanya Cassie pada Ibunya sembari berjalan melewati pematang sawah dengan
membawakan minuman untuk Ibunya.
“Oh, iya, Nak, Ibu mau istirahat dulu”, Jawab Ibu.
Cassie dan juga Ibu tinggal berdua saja setelah Ayahnya memutuskan untuk pergi dan menikah lagi saat usia Cassie masih enam tahun. Sekarang Cassie telah beranjak dewasa dan sebentar lagi akan meginjak usia tujuh belas tahun. Pada hari libur sekolah seperti
sekarang ini, Cassie memang terbiasaikut dengan Ibunya pergi ke sawah untuk menemani Ibunya dan sesekali membantu pekerjaan Ibu, jika memang dibutuhkan. Setelah kepergian Ayah pada waktu itu, Ibu tidak ingin menikah lagi karena ingin fokus menjaga dan merawat Cassie.
Hari sudah semakin sore, Cassie dan Ibu bersiap-siap untuk pulang menuju rumah. Ibu membersihkan diri terlebih dahulu sebelum pulang. Di perjalanan pulang, Cassie dan Ibunya bertemu dengan seorang anak remaja hampir seusia Cassie yang sedang bersama dengan kedua orang tuanya di depan rumah mereka. Anak itu terlihat sangat bahagia, iaterlihat sedang bersenda gurau dengan kedua orang tuanya. Di dalam hati kecil Cassie terbersit perasaan ingin bahagia seperti anak itu, hidupnya berkecukupan, orang tuanya lengkap dan juga ia terlihat sangat disayangi oleh orang tuanya. Sementara dia, hanya memiliki seorang Ibu dan hidup serba kekurangan. Cassie dan Ibunya terus melanjutkan perjalanan, di sepanjang perjalanan, terlihat mereka berdua tidak ada percakapan sama sekali diantara keduanya, hanya dipenuhi dengan keheningan.
Esok harinya, Cassie dan Ibu kembali berangkat ke sawah dan setiap paginya ia selalu melewati rumah keluarga bahagia itu. Didalam hati kecil Cassie selalu saja terbesit perasaan ingin seperti anak itu, tapi Cassie sadar bahwa takdir baik itu tak memihak kepadanya. Cassie selalu menguatkan dirinya dengan melihat kearah ibunya, Perempuan itu tampak sangat lelah, ia memikul beban yang sangat berat daripada dirinya.
Hari ini Cassie menolong Ibunya menanam padi di sawah, sambil menolong Ibu, sesekali Cassie melihat kearah Ibu dengan tatapan yang dalam dan penuh rasa iba kepada sang Ibu.
“Bu… Apakah Ibu tidak merasa lelah?” Tanya Cassie pada Ibu.
“Tidak Nak, demi Cassie buah hati Ibu, satu-satunya orang yang Ibu miliki saat ini, Ibu akan tetap berusaha semampu yang Ibu bisa”. Jawab Ibu sambil tersenyum kearah Cassie.
“Bu, apa boleh mmm... Cassie ...Cassie merindukan Ayah?” Tanya Cassie pada Ibunya sambil menautkan kedua tangannya. Setelah mendengar pertanyaan Cassie tadi, Ibu langsung mendudukkan dirinya di pematang sawah, tubuhnya tampak lemah, dan wajahnya terlihat mengiba kepada Cassie anaknya. Memori kelam tentang masa lalu kembali terputar dalam fikirannya. Sebuah kejadian kelam yang membuatnya harus menjalani kehidupan seperti sekarang ini.
“Jangan pergi Mas…” Teriak Ratna pada suaminya. “JANGAN PERGI!” Teriaknya dengan sangat kencang kearah suaminya yang kian lama kian jauh kakinya melangkah. “Mass, lihat buah hati kita, dia masih kecil dan pastinya sangat membutuhkan figur seorang Ayah” Teriak Ratna sambil terisak. “Aku sudah tidak kuat hidup susah bersama mu, aku akan pergi merantau dan mungkin tidak akan kembali ke kampung ini lagi!” Bentak suaminya. “Mas tolong, kita bisa usaha sama-sama di sini” Jelas Ratna sambil terisak. “Aku akan pergi! Dan tidak akan kembali lagi!” Bentak suami Ratna kepadanya.
itu yang semakin lama semakin jauh hingga tidak tampak lagi. Sementara di rumah, ada seorang anak kecil yang sedang menangis dengan kencangnya. Diusapnya kepala anaknya itu, sambil berucap “Yang kuat ya, Nak! Bagaimanapun keadaannya, jangan menangis lagi”. Satu bulan setelah kepergian suaminya merantau ke kota. Ratna mendapat kabar bahwa suaminya menikah lagi dengan seorang janda kaya raya di Jakarta. Berita tersebut didapatnya dari tetangga yang baru pulang dari kota. Mendengar kabar itu, Ratna sangat terpukul, dan ia sampai berniat bunuh diri bersama dengan gadis kecilnya, Cassie. Beruntung hal itu tidak terjadi karena ada seorang tuan tanah yang kaya raya lagi baik hatinya yang menggagalkan aksi Ratna dan ia menolong Ratna dan juga anaknya.
“Bu, Ibu!” Teriak Cassie pada Ibunya hingga memecahkan lamunan Ibunya. “Eee…mmm…ada apa Nak?” Jawab Ibu dengan gelagapan sambil mengusap air matanya yang sedari tadi sudah jatuh.
“Maafin Cassie Bu, Cassie tidak bermaksud untuk mengingatkan Ibu lagi” Jelas Cassie dengan penuh penyesalan.
“Nak… Ibu tidak pernah marah kalau kamu mengingat Ayah. Itu hal yang sangat wajar kalau Cassie tiba-tiba merindukan Ayah. Karena bagaimana pun Ayah Cassie adalah orang yang sangat baik. Ayah pasti senang dan bangga sekarang Cassie sudah tumbuh dewasa dan pastinya menjadi anak yang cerdas dan bisa berguna bagi Ibu, Ayah, Nusa dan bangsa. Aamiin”. Nasehat Ibu pada Cassie.
Mendengar pernyataan Ibu tadi, Cassie lantas menunduk sambil bicara pada Ibunya dengan wajah yang terlihat sedih. “Kenapa Ibu tidak membenci Ayah?” Tanya Cassie dengan ragu. “Padahal Ayah sudah jahat, meninggalkan kita dalam keadaan susah dan memilih pergi meninggalkan kita demi kesenangan dirinya sendiri” Sambung Cassie lagi. “Cassie! Jangan pernah menilai buruk Ayahmu”. Bentak Ibu pada Cassie.“Tapi Bu, bukannya Ayah memang sudah jahat karena meninggalkan kita berdua Bu?” Sanggah Cassie pada Ibu.
“Nak! Tanpa kejadian itu, Ibu mungkin tidak sekuat ini, Nak. Ibu tidak mungkin bisa menjadi Ibu yang hebat seperti sekarang ini”, Sambung Ibu. Ibu langsung berjalan ke arah Cassie lalu memeluk erat tubuh anak gadisnya itu sambil berucap “Anak Ibu pasti akan menjadi orang hebat nantinya, Cassienya Ibu pasti akan menjadi orang yang berguna, Cassie harus rajin ya sekolahnya”, Titah Ibu pada Cassie. Lalu Cassie memeluk balik tubuh Ibunya sambil berucap.
"Ibu! Ajarkan Cassie kuat seperti Ibu".
Komentar
Posting Komentar